Senin, 17 Mei 2010

materi iccu

A. MATERI DASAR :

1. Etika Keperawatan Pasien dan peran perawat di ICU.
2. Pencatatan dan pelaporan pasien ICU.
3. Organisasi/Sarana/alat di ruang ICU.
4. Indikasi Masuk dan Keluar ICU.

B. MATERI INTI :

B1 (Breath) Jalan napas dan pernapasan.
5. Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan dan penilaian jalan napas.
6. Tatalaksana Sumbatan Jalan Napas.
7. Kegawatan pernapasan dan penanganannya.
8. Terapi oksigen.
9. Persiapan intubasi endotrakeal.
10. Dasar penggunaan ventilator dan weaning.
11. Pengawasan pasien dan ventilator.
12. Humidifikasi dan nebulasi.
13. Fisioterapi napas.
14. Analisa Gas Darah: Prosedur pengambilan sampel dan interpretasi.
15. Perawatan tracheostomi dan ETT serta bronchial toilet.

B2 (Blood) PEREDARAN DARAH (CIRCULATION):
16. Pemeriksaan fisik sistem kardiovaskular.
17. Monitoring Hemodinamik (invasive dan non invasive).
18. Basic for Life Support.
19. Syok dan penatalaksanaannya.
20. Kanulasi Vena (perifer dan sentral) persiapan dan perawatan.
21. Pengukuran CVP.
22. EKG 12 lead.
23. Irama jantung yang mengancam jiwa.
24. Defibrilasi dan kardioversi.

B3 (Brain) SISTEM SARAF
25. Pemeriksaan neurologis, GCS dan Ramsay score.
26. Tekanan intrakranial, Cedera kepala dan tulang belakang.
27. Sedasi dan analgesia di ICU.

B4 (Bladder) Sistem Sal. Kencing, Cairan dan elektrolit.
28. Kateter urine: Persiapan pemasangan, pengawasan dan perawatannya.
29. Gagal ginjal akut.
30. Keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa.

B5 (Bowel) Sistem sal. Cerna, metabolisme dan nutrisi.
31. Pemeriksaan fisik abdomen.
32. Pipa lambung : pemasangan, pengawasan dan perawatannya.
33. Nutrisi dan teknik pemberian nutrisi.
34. Pencegahan perdarahan saluran cerna.

B6 (Bone) Muskuloskeletal dan rehabilitasi.
35. Decubitus dan pencegahannya.
36. Fisioterapi.

TRANSFUSI DARAH
37. (Prosedur transfusi, reaksi transfusi, macam dan tatalaksananya.)

INFEKSI NOSOKOMIAL
38. Pencegahan Infeksi nosokomial.
39. Sterilisasi dan teknik aseptik.
40. Sterilisasi komponen ventilator.

PENGGUNAAN OBAT-OBATAN DI ICU
41. Obat-obat gawat darurat.
42. Perhitungan dosis obat.

MATERI PENUNJANG
43. Konseling dan Pelayanan pelanggan.
44. kebersihan lingkungan.

fisioterapi napaskesehatan

Fisioterapi nafas adalah : Suatu usaha untuk mengeluarkan secret dari dalam paru – paru atau trachea untuk mempertahankan fungsi otot – otot pernafasa.

Tujuan :

1. Untuk mempertahankan, memeperbaiki dan mencapai keefektifan dari seluruh bagan paru – paru, termasuk relaksasi otot – otot penafasan.

2. Untuk mencegah kolaps dari pada bagian paru – paru yang disesabkan oleh terhambatnya sekresi secret.

3. Menghindari terjadinya broncho pneumonia dan komplikasi lainnya.

Indikasi :

1. PPOM

v Asthma

v Bronchitis Kronis

v Emphysema

2. Pasca operasi Thoraks, system kardiovaskulair

3. Berbaring lama

4. Neuromuskulair dengan reflek batuk menurun

5. Klien yang terganggu alat ventilasi

Kontra Indikasi

1. Kelaianan faal hemastasis

2. Klien dengan tekanan intra cranial meningkat

3. Pre operasi carcinoma paru

4. Hemoptoe

Macam – macam fisioterapi nafas

1. Latihan pernafasan (Breathing Excersice)

2. Menepuk – nepuk dada (Clapping)

3. Pre operasi carsinome paru

4. Hemoptoe

Persiapan klien dan alat

1. Klien dibeitahu tentang tindakan yang akan dilakukan

2. Atur posisi klien sesuai dengan daerah mana yang akan dilakukan fisioterapi nafas

3. Stetoscope

4. Bantal

5. Handuk

6. Bedak talk

A. Latihan pernafasan (Breathing Exersice)

Tujuan :

Membantu melancarkan pengeluaran secret dan merangsang terjadinya batuk serta mendapatkan pengembangan yang maksimal dari pada bagian paru – paru yang terkena penyakit.

Batuk Latihan :

Ø Pernafasan diafragma

Melatih klien bagaimana caranya bernafas dalam, dengan menggunakan diafragma. Caranya

a. Klien disuruh menarik nafas lewat hidung, kemudian disuruh menghembuskan nafas lewat mulut secara pelan – pelan.

b. Klien disuruh bernafas dalam seperti pada point “a” dengan frekwensi 5 – 20 kali tarikan / hembusan nafas, lalu dibatukkan.

c. Latihan nafs dilakukan setiap 1 – 2 jam.

Ø Batuk

Tujuan dari latihan batuk untuk mengeluarkan benda asing dai dalam saluran pernafasan secara efisien termasuk mengeluarkan secret dari traktus respiratorius. Pada batuk yang produktif, pengeluaran dari mucus dan debu – debu yang lain dari batang tracheal yang harus dikeluarkan. Kadang – kadang sangat penting untuk menghindari ketahanan untuk klien yang sesak nafas kronis dan yang memerlukan tenaga lebih banyak untuk bernafas. Faktor – faktor yang menunjang terjadinya batuk yang adekwat adalah :

ü Susunan saraf pusat yang intake

ü Kemampuan menarik nafas dalam dan menghembuskan keluar dengan cepat (minimal 2x minute volume)

ü Fungsi glottis yang normal

ü Kekuatan otot dinding depan abdomen yang cukup

B. Menepuk – nepuk dada (Clapping)

Tujuan :

Untuk membantu mendorong dalam mengeluarkan secret didalam paru - paru yang diharapkan dapat keluar secara gaya berat (Gravitasi). Teknik ini dilakukan dengan menepuk nepukkan tangan dalam posisi tertelungkup.

Catanya :

a. Menepuk – nepuk pada dinding thorak klien (± 30 menit satu kali fisioterapi nafas).

b. Penepukan dapat membuat secret terlepas, sehingga udara dapat mesuk ke paru – paru dan secret biasa keluar kearah bronchus dan trachea, lalu klien disuruh batuk.

c. Pada waktu penepukan perhatikanlah keadaan umum klien dan reaksi klien.

d.

C Menggetarkan (Vibrating)

Tujuan :

v Merangsang terjadinya batuk

v Membantu melancarkan pengeluaran secret

Caranya :

a. Klien disuruh bernafas diafgragma

b. Letakkan kedua tangan diatas dinding thorak pada waktu klien mengeluarkan nafas, kita lakukan tindakan menggetarkan tangan (vibrating)

c. Setelah dilakukan vibeasi sebanyak 3 – 4 kali, lalu klien disuruh batuk.

Perhatikan !

* Tindakan ini adapt dilakukan dengan menggunakan alat vibrilator (memakai tenaga listrik).

* Cegah terjadinya kerusakan tulang iga dan organ – organ didalamnya

* Perhatikan klien jangan sampai kesakitan

D. Posisi Drainage

Tujuan :

a. Dengan posisi drainage , tidak akan terjadi penimbunan secret didalam paru – paru

b. Mencegah terhambatnya saluran bronchus, dengan demikian mencegah kolap dari paru – paru.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan

a. Perubahan posisi dapat menyebabkan turunnya tekanan darah pada klien – klien dengan hemodinamik yang belum stabil.

b. Penempatan posisi klien yang diperlukan hanya dilakukan sejauh tidak ada kontra indikasi dari penyakit dasarnya.

Misalnya : harus disesuaikan dengan prinsip perubahan posisi klien dengan trauma belakang dan trauma kepala.

c. Sebaiknya dilakukan sebelum waktu makan. (Jangan pada perut yang pebuh)

Dokumentasi :

Setelah selesai melakukan prosedur tindakan, untuk evaluasi perkembangan klien diperlukan pencatatan seperti dibawah ini :

v Suara nafas

v Frekwensi nafas

v Batuknya efektif / tidak

v Jumlah pruksi sputum

v Warnanya (kuning, kuning hijau, merah, jernih)

v Konsentrasi (kental, encer)

v Reaksi klien selama dilakukan tindakan

Template by:
Free Blog Templates